Tuesday, December 14, 2010

Dekat tapi jauh

Walaupun sebenarnya aku janji dengan june nk post pasal "what's for dinner last night". Tapi sebab last night i really had a worst ever dinner, so aku tak tau nk share apa dengan korg.

So hari ni kita layan je story yang tk ada kene mengena dengan dinner. asyik citer pasal makan je kan nanti lama-lama lapo n chubby. So kita rehat dulu bab citer makan. kita citer pasal things around us. Things happens everyday. Things yang kadang-kadang kita take for granted.

Imagine our self in a room watching movie together with our love one. tak kisah la love one to our husband, wife, family member or even friend. Most probably kita akan cuba menikmati movie tu and when it come to the funny part we like to laugh together. When it is the sad scene we cry together. Atau apa-apa je la. Something like that. Tapi imagine plak kalau kita memang rancang nak tengok movie tu sama-sama. We pick the movie together. But in the middle of the movie we’ve left alone watching the movie alone. Not like our love one tu lari tinggalkan kita ke. Cuma dia ada, but his mind, his eye, his heart is not at the movie with us. When there’s funny scene we realized that we playing solo laughing all our heart alone. And there here he came asking us what is it? Why are you laughing? And we have to explain everything to him which he just can’t make sense why is it funny. Of course… he did not watch the movie. That makes sense why he can’t understand the whole story from you.

Why is there a movie night when you are not watching movie together?

For some of us they maybe answering me with a simple answer = “we don’t have a movie night”. Good! But not so good. This is just and example. You can change the situation to something else like shopping, or jogging or else. Things that you have planned together but at the end you just ALONE.

Does this describe much about our title today? – Dekat tapi jauh –

Dia ada kat sebelah tapi sebenarnya dia tk ada. Kita bukan la nk bincang tentang sapa yang salah atau betul dalam kes ni. Cuma dalam kehidupan kita sehari-hari kita akan selalu dealing thing like this. Bila kita dengan kawan, kita fikir kita akan bff tetapi di sebabkan perbezaaan pendapat atau fikiran kita tetap some how akan ditinggal kan.

What if kalau orang tu orang yang paling rapat dengan kita, maybe mom, sister, husband maybe? What if kalau situasi tu antara kita dengan husband. Kita fikir mungkin kita seharusnya have time together at home. Relaxing at home. Tapi relaxing means not so relax when still you have to do the cooking right… and the husband?? Still sleeping or awake but sleep again. Leaving you do things all by yourself. Where is “us” or “we” together? You would probably think that is fine and go sit in front of the TV and watch movie by yourself. And when the time he awake he said that he want to watch the movie that you have already finished watching it. OMG! Do you have to watch it again? Or you just can talk to him and say that you’ve already watch it. And he still wants to watch it. And now you are like the total stranger to him – you left him alone watching the movie. Hahahaha. Funny rite?

Sama je walau pun kita mangsa atau pemangsa keadaan. Sebenarnya dalam hari-hari kita adakalanya kita sangat dekat dengan semua org. tapi sebenarnya kita sangat jauh. Mungkin masa kita tengah sama-sama bercerita dengan kawan-kawan tapi mungkin ketika itu kawan kita tak sependapat dengan kita, maka dia pun mula menunjukkan reaksi tak-ada-perasaan dekat kita. Mungkin kita akan perasan mungkin jugak tidak. Tapi apa yang penting adakah kita teruskan atau kita ubah cerita lain?

Mungkin kita harus “jauh” untuk seketika untuk merasa “dekat” kembali. Mungkin berhenti berbual dengan kawan boleh membuatkan kita rindu nak berbual kembali dan mencari titik persamaan pendapat untuk berbual. Atau bila kita berhenti berbual buat kita bijak menapis cerita yang membezakan kita. Atau kita akan hilang kawan untuk selama-lama nya.

Itu dengan kawan bagaimana pula dengan husband? Takkan kita boleh “jauh” sedangkan kita sentiasa dekat. Takkan kita perlu diam, keluar dari rumah untuk merasa jauh buat seketika? Rasa nya penyeksaan waktu kerja yang menjauhkan pun sudah cukup mejarakkan suami dengan isteri. Kenapa tidak kembali dekat bila sudah sampai masa nya. Tapi kenapa perlu menjauhkan diri bila sudah kembali dekat. Mungkin kita masih lagi fight over movie, fight over meal or fight over whatever. Kembali la cari titik persamaan dan kembali la bercinta. Kenapa masih buat perkara masing-masing sedangkan sudah berdua bersama. Mengapa seorang perlu menonton movie sendiri dan seorang di ruang tamu membaca komik.

Mungkin suami kepenatan dari kerja, tapi isteri stop doing chores dan duduk bersama-sama. Malangnya sudah waktu tido kot… kedengaran dengkuran dari sebelah… walaupun aku dekat tapi aku masih jauh… have fun cracking you head understanding this

1 comment: